🐿️ Jenis Jenis Dan Orientasi Supervisi Bk

Pilih salah satu jenis model supervisi BK dan buatlah makalah "Model Supervisii BK" sesuai dengan sistematika yang ditulis dalam materi ini. Assignment dikerjakan secara mandiri, tidak boleh ada yang sama. Makalah hasil pekerjaan diupload di spada paling lambar hari Senin, 18 Mei 2020, Pk. 07.30. Bagaimanakahsupervisi kegiatan bimbingan dan konseling ? C.Tujuan 1. Menjelaskan pengertian manajemen bimbingan dan konseling Untuk tercapainya program perencanaan BK yang efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu ; analisis kebutuhan siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan Bimbingandan Konseling (BK) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebutkonselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebutkonseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli sertadapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,sehingga individu atau kelompok individu itu 1. Meningkatkan kompetensi professional konselor 2. Meningkatkan kesadaran dan identitas professional 3. Mendorong perkembangan pribadi dan professional 4. Mempromosikan kinerja professional 5. Pemberian jaminan mutu terhadap praktek professional C. Prinsip-prinsip supervisi Penyelenggaraan Bimbingan Konseling Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain. 6. Jenis Layanan Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling Yusuf dan Juntika (2008: 20) mengemukakakn perlu NuningFebriana (2102103031) materi kelompok 2 EVALUASI PROGRAM BK Jenis evaluasi Program BK 1. Evaluasi program didik dimulai dari layanan pengumpulan kuota pada saat diterima dioleh sekolah yang bersangkutan. Jenis data yang dikumpulkan bakat, minat, kepribadian dan lain sebagainya. 2. Dengandirancang, disosialisasikan serta dalam waktu dekat akan di laksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang didalamnya termuat salah satu komponen kurikulum tersebut adalah Pengembangan Diri Siswa, maka perlulah di kemukakan materi sebagaimana tersebut diatas. Pada bab ini akan di kemukakan pelayanan konseling di sekolah dan pengembangan diri siswa melalui konseling. A. Konsep Dasar Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil Uji Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang rata-rata di bawah standar (Data LPMP 2012), dan hasil observasi awal peneliti menunjukkan bahwa mereka belum profesional dalam menyelenggarakan program BK. Simpan Simpan Evaluasi Dan Supervisi Bk (1) Untuk Nanti. 0% (1) 0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara) latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada. 17 karyawan Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah sudah ada atau belum diberikan kepada siswa di sekolah Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling. Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status Pengenalanorientasi karier secara umum dan Pendidikan tinggi yang sesuai dengan karier yang ingin ditekuni. e. Mengembangkan sikap positif pada semua jenis pekerjaan. f. Menjawab pertanyaan siswa yang berkaitan dengan pekerjaan . 5. Bimbingan Keluarga bcIk0. Prayitno 2015 225 menjelaskan bahwa layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut. Menurut Prayitno layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Menurut Dewa Ketut Sukardi 2008 43, layanan orientasi bermakna layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik terutama orang tua memahami lingkungan seperti sekolah yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini. Disisi lain, Willis 2007 33 mengungkapkan bahwa layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasikan mengarahkan, membantu, mengadaptasi siswa juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh, terutama orang tuanya dari situasi lama kepada situasi baru. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru terhadap lingkungan yang baru dimasukinya dan dikoordinir oleh guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas. Layanan orientasi adalah salah satu dari layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. Layanan orientasi termasuk kedalam BK pola 17, di dalam BK pola 17 ada tujuh satuan layanan yakni a layanan orientasi, b layanan penempatan dan penyaluran, c layanan konseling perorangan, d layanan konseling kelompok, e layanan informasi, f layanan penguasaan konten, dan g layanan bimbingan kelompok. Layanan orientasi ini memungkinkan siswa memahami hal yang baru termasuk sekolah yang baru dimasukinya. Layanan orientasi bimbingan dan konseling yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu jenis dari layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk memperkenalkan siswa baru terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Tohirin 2013 138 menyatakan bahwa secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari suasana yang baru saja dijumpainya. Hal-hal yang baru dijumpai, diolah oleh individu, dan digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan. Dilihat dari fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar terhindar dari hal-hal negatif yang dapat timbul apabila individu tidak memahami situasi atau lingkungannya yang baru. Dilihat dari fungsi pengembangan, apabila individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan mampu memanfaatkan secara konstuktif sumber-sumber yang ada pada situasi yang baru, maka individu akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi dirinya. Kegiatan layanan orientasi terdapat beberapa materi yang harus disampaikan kepada siswa. Materi yang dapatdiangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam yaitu meliputi 1. Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki 2. Orientasi kelas baru dan semester baru 3. Orientasi kelas terakhir dan semester terakhir, UAN dan ijazah Dibawah ini adalah materi kegiatan layanan orientasi, diantaranya 1. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah 2. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa 3. Organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa. 4. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya. 5. Peranan kegiatan bimbingan karier. 6. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa. Layanan orientasi di sekolah berfungsi untuk pemahaman dan pencegahan. Secara rinci pengertiannya menurut SK MENDIKBUD nomor 025/0/1995 SK Menpan nomor 84/1993 tentang Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut 1. Fungsi Pemahaman Yaitu membantu siswa untuk mengenal dan memahami diri dan lingkungannya secara total. Dimaksudkan agar peserta didik dapat mengenal dan memahami lingkungan yang baru bagi dirinya, sehingga peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan dunia yang akan ditempuhnya. Seperti halnya ketika seorang siswa pada saat masa orientasi atau biasa disebut MOS, para siswa baru diperkenalkan tentang hal baru yang terdapat di sekolah seperti pengenalan lingkungan sekolah, gedung sekolah, dan lain-lain. Pencegahan Yaitu upaya agar peserta didik terhindar dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu dan menghambat proses perkembangannya. Dimaksudkan agar peserta didik dapat terhindar dari permasalahan yang bisa timbul akibat tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mengganggu keberhasilannya di sekolah maupun di luar. Seperti pada contoh ketika seorang siswa sulit untuk berinteraksi dengan teman barunya, maka seorang konselor dapat segera membantu siswanya agar bisa berinteraksi dengan baik sehingga hal ini tidak berkelanjutan sampai seorang siswatersebut lulus sekolah. 3. Fungsi Perbaikan atau penyembuhan Yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial ini dapat terlihat ketika seorangsiswa tiba-tiba saja merenung di dalam kelas, dikarenakan dia mempunyai masalah pribadi, yakni kedua orang tuanya sering bertengkar didepannya sehingga dalam kesehariannya siswa iniberubah menjadi pendiam dansuka merenung, berkaitandengan hal ini maka tugas seorang konselor adalah membantu siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya sehingga keceriaan siswa ini bisa kembali seperti dulu lagi. 4. Fungsi Penyaluran Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan masa orientasi siswa atau MOS berlangsung biasanya pada saat hari terakhir kegiatan MOS, para siswa diperkenalkan dengan berbagai macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah tujuannya agar para siswa dapat menentukan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan bakat dan minat mereka, sehingga tidak salah pilih dalam memilih ekstrakurikuler. 5. Fungsi Adaptasi Yaitu upaya membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan siswa. Biasanya para guru terutama Waka Kurikulum ditugaskan untuk mengikuti pelatihan yang berkiatan dengan kurikulum yang akan digunakan di tahun ajaran baru, sehingga kurikulum yang digunakan nantinya dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif lagi dalam belajar dan diharapkan kurikulum yang digunakan bisa sesuai dengan kemampuan siswa. 6. Fungsi Penyesuaian Yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. Layanan orientasi ini ditujukan kepada siswa baru dan untuk pihak-pihak lain terutama orang tua/ wali siswa guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terutama penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Konselor membantu seorang siswa yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, bagaimana cara seorang konselor dalam membantu para siswa untuk menyesuaikan diri di lingkungan barunya tersebut. Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang selanjutnya dilengkapi dengan peragaan, selebaran, tayangan foto, atau video atau peninjauan ketempat yang dimaksud misalnya ruang kelas, labolatorium, perpustakaan dan lain-lain, meskipun materi orientasi dapat diberikan oleh guru pembimbing, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, namun seluruh kegiatan itu direncanakan oleh guru pembimbing. Tohirin 2013 141-142 menyatakan bahwa Proses atau tahap layanan orientasi adalah sebagai berikut 1. Perencanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Menetapkan objek orientasi yang akan dijadikan isi layanan, b Menetapkan peserta layanan, c Menetapkan jenis kegiatan, termasuk format kegiatan, d Menyiapkan fasilitas termasuk penyaji, nara sumber, dan media, e Menyiapkan kelengkapan administrasi. 2. Pelaksanaan. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Mengorganisasikan kegiatan layanan, b Mengimplementasikan pendekatan tertentu termasuk implementasi format layanan dan penggunaan media. 3. Evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah aMenetapkan materi evaluasi, b Menetapkan prosedur evaluasi, c Menyusun instrumen evaluasi, d Mengaplikasikan instrumen evaluasi, e Mengolah hasil aplikasi instrumen. 4. Analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Menetapkan standar analisis, b Melakukan analisis, c Menafsirkan hasil analisis. 5. Tindak lanjut. Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah a Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, b Mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada berbagai pihak yang terkait, c Melaksanakan rencana tindak lanjut. 6. Laporan, meliputi a Menyusun laporan layanan orientasi, b Menyampaikan laporan kepada pihak-pihak terkait kepala sekolah atau madrasah, c Mendokumentasikan laporan layanan. Tohirin 2013 136 menyatakan bahwa berikut adalah kegiatan pendukung layanan orientasi 1. Aplikasi Instrumentasi Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik atau klien, keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai cara melalui instrumen baik tes maupun termasuk instrumen tes yaitu, tes kecerdasan, tes bakat, tes kepribadian, dan tes prestasi. Ketika ada seorang siswa yang kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan barunya termasuk dengan teman sekelasnya, disini guru BK bisa melakukantes kecerdasan yang digunakan untuk mengetahui berapa IQ yang dimiliki siswa tersebut, karena salah satu penyebab seorang selit untuk berinteraksi yaitu memiliki IQ dibawah rata-rata. 2. Himpunan Data Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik atau klien. Himpunan data perlu dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup. Pada permasalahan seorang siswa yang sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, setelah melakukan tes kecerdasan guru BK bisa membantunya dengan mengumpulkan data pribadi siswa berupa kondisi siswa saat didalam kelas, teman yang dekat dengan siswa tesebut, kondisi dan status keluarga, penyebab siswa tersebut sulit berinteraksi, dan kondisi kehidupan sehari-hari siswa. 3. Konferensi Kasus Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik atau kliendalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terselesaikannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Konferensi kasus dihadiri oleh kepala sekolah dan wakilnya, pembimbing, guru, wali kelas, orang tua, tokoh masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru BK dalam menangani siswa yang sulit berinteraksi yaitu dengan mengadakan konferensi kasus atau pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan yakni kepala sekolah beserta wakilnya, guru pembimbing, wali kelas, orang tua, dan lain-lain. 4. Kunjungan Rumah Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terselesaikannya permasalahan peserta didik atau klienmelalui kunjungan ke rumahnya. Kunjungan rumah dilakukan untuk mengetahui pendapat orang tua dan kondisi kehidupan keluarga. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga klien yang lainnya. Masih dengan permasalahan yang sama, yakni kesulitan seorang siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan barunya, guru BK juga perlu melakukan kunjungan rumah untuk mengetahui pendapat orang tua dan anggota keluarga yang lain tentang pribadi siswa dan apa saja kegiatan yang dilakukan siswa sehari-hari dirumah. 5. Alih Tangan Kasus Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik atau kliendengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat antara berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut terutama kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dalam permasalahan siswa yang sulit berinteraksi ini guru BK belum berhasil membantu menyelesaikan permasalahan siswa, maka permasalahan ini bisa dialihtangankan ke kepala sekolah untuk ditindaklanjuti. Leadership/Management Skills Leadership skills are soft skills essential for effective leadership so that supervisors know how to use the talents of their employees. Successful supervisors are careful to 'lead' their subordinates rather than 'boss' them. Accomplished supervisors motivate employees through a positive work climate where employees feel valued, where needed resources are provided, and where realistic goals are set and achieved. Productivity and quality are the results of an effective supervisor. An example of good leadership/management skills would be assigning a group of employees who have been ability-matched to work on a project together. This leader would design the team with a common purpose and empower them to accomplish the task. Communication Communication skills are soft skills that are crucial to a supervisor's success. Effective communication helps supervisors listen to the needs of both the organization and employees and create a clear, honest, and focused exchange of two-way communication. A good communicator fosters positive connections with employees and builds teamwork through convincing and confident verbal and non-verbal techniques. An example of good communication skills is listening to an employee's ideas or frustrations regarding feelings about a work situation. Collaboration Being open-minded and having the ability to communicate, organize, and remain flexible are positive characteristics of collaboration. Good supervisor skills embrace remaining open to new ideas from employees in order to foster a team spirit. This adaptability motivates employees to feel they are trusted and active participants in their work environment. Soliciting input for projects or long-term goals is an example of collaboration. Critical Thinking Solving problems through logic and research involves critical thinking. Supervisors with solid critical thinking skills have the ability to develop processes that are streamlined and effective for employees. These skills also help supervisors work through employee disputes, work independently and operate collaboratively when developing long-term goals. Critical thinking also occurs when supervisors need to strategize fix problems in order to make the company consistently productive. Critical thinking is a soft skill that supervisors use in almost every aspect of employee interaction. Financial Skills Most of the supervisors' decisions can make or cost a business a lot of money. For this reason, financial skills are identified as hard skills as they usually are developed through education or on-the-job experience. Financial skills enable supervisors to evaluate data to determine effectiveness for production, cost-saving measures, developing or balancing budgets. Most supervisors prepare financial data and reports for upper management to report progress or develop solutions. Project Management Project Management involves the process of planning, organizing, and controlling resources in order to achieve a task. This soft skill combines many of the other supervisory skills, such as effective communication and leadership/management skills. In project management, supervisors communicate the vision and mission of a project and use interpersonal skills to develop a compatible team so that a project can be completed in a timely and cost-saving manner. A good example of project management skills would be leading a new group to develop the design of a new car. Time/Priority Management This skill involves the process of planning, organizing, and controlling resources in order to achieve a task. Planning a project or developing fair employee schedules would require a supervisor to possess this soft skill. With this skill, supervisors are able to recognize effective multi-tasking, effective delegation, plan the length it would take to reach goals, and schedule tasks at the proper pacing. They also know how to streamline procedures in order to reduce waste, cost, To unlock this lesson you must be a Member. Create your account Having a solid balance of supervisory skills is important for an effective supervisor. While supervisors are not experts in all soft and hard skills, they do possess strengths in these areas that are enhanced through time and workforce professional development. Since supervisors typically are on the working end of management, they are the ones that have the most contact with employees and are responsible for reporting to upper management. Supervisors are also the ones on the ground level observing employees for potential advancement. A good supervisor is always willing to do anything they ask of their employees. Good supervisors are reflective practitioners in leading by example and setting the tone for the workplace; they also enable success in one's department via these skills. Without proper leadership, an organization becomes vulnerable as its employees lose confidence in the company and fail to produce or meet the company's goals. This could leave an organization financially vulnerable. A good supervisor spends time with employees. To unlock this lesson you must be a Member. Create your account A supervisor is a front-line manager that is on the ground and working alongside the employees. Good supervisor skills are a mix of soft and hard skills. Soft skills are social skills and consist of leadership/management, communication collaboration, critical thinking, project management, and time/priority management. Hard skills, such as financial skills, are technical skills that one learns through education or job experiences. To unlock this lesson you must be a Member. Create your account Management & LeadershipSupervisors may be on the lowest end of the management totem pole, but their leadership and management skills are absolutely essential to the success of any organization. Melissa is where the rubber hits the road; where the business of the business is done. She's on the production room floor making sure that her employees are getting the toys produced. She needs to be able to set goals and prioritize. She also has to be able to delegate tasks to capable subordinates. Melissa must also be able to develop and coach her employees. CommunicationMelissa also needs to have effective communication skills. She needs to be able to inspire and persuade. She also needs to be an active listener, which is being able to understand not only the content of a message, but also its intent and the circumstances that the message is being communicated. She also needs to be able to read non-verbal communication cues, such as hand gestures and facial expressions. CollaborationMelissa needs collaboration skills that allow her to work with others to accomplish group goals. This skill gives her the ability to form alliances and teams, establish rapport with superiors and subordinates and effectively negotiate. Critical ThinkingSupervisors need to be able to solve problems, and this means they must possess critical thinking skills. Melissa must be able to use logic and research to solve problems. She must be able to identify and avoid bias and errors in reasoning. She must also be able to come up with acceptable solutions to problems. She often must be able to do this under a high degree of pressure. Skill SetMeet Melissa. She's a supervisor at a company that manufactures toys. Her job is to oversee employees engaged in their assigned tasks and projects. Supervisors are front line mangers, which means that they are down on the ground and in the trenches. Melissa, like all supervisors, needs a specific set of skills to successfully supervise. In fact, the American Management Association has identified six essential skills that Melissa needs to master. You can find more information on the association's website. Let's take a quick look at each of these skills. Management & LeadershipSupervisors may be on the lowest end of the management totem pole, but their leadership and management skills are absolutely essential to the success of any organization. Melissa is where the rubber hits the road; where the business of the business is done. She's on the production room floor making sure that her employees are getting the toys produced. She needs to be able to set goals and prioritize. She also has to be able to delegate tasks to capable subordinates. Melissa must also be able to develop and coach her employees. CommunicationMelissa also needs to have effective communication skills. She needs to be able to inspire and persuade. She also needs to be an active listener, which is being able to understand not only the content of a message, but also its intent and the circumstances that the message is being communicated. She also needs to be able to read non-verbal communication cues, such as hand gestures and facial expressions. CollaborationMelissa needs collaboration skills that allow her to work with others to accomplish group goals. This skill gives her the ability to form alliances and teams, establish rapport with superiors and subordinates and effectively negotiate. Critical ThinkingSupervisors need to be able to solve problems, and this means they must possess critical thinking skills. Melissa must be able to use logic and research to solve problems. She must be able to identify and avoid bias and errors in reasoning. She must also be able to come up with acceptable solutions to problems. She often must be able to do this under a high degree of pressure. To unlock this lesson you must be a Member. Create your account sejarah 1998 mengemukakan supervisi merupakan pe- layanan profesional bagi guru-guru dengan tujuan untuk memperbaiki pro- ses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas hasil. Menurut Sahertian 2000 19 yang dimaksud supervisi adalah Memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi yaitu upaya membantu dan melayani guru, melalui mencipta- kan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan, sikap, kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan guru agar guru mempunyai kemauan dan kemampuan berkreasi dan usaha untuk selalu meningkatkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dalam rangka mencapai keberhasilan pendidikan. Supervisi Bimbingan dan Konseling Pengertian Abimanyu 20052, mengemukakan bahwa supervisi bimbingan dan konseling BK adalah usaha untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru pembimbing secara berkesinambung- an baik secara individual maupun secara kelompok agar lebih me- mahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, sehingga mereka mampu mendorong dan menuntun pertumbuhan setiap peserta didik klien secara ber- kesinambungan agar dapat berpartisipasi secara cerdas dan kaya didalam kehidupan masyarakat demokratis. Supervisor bimbingan dan konseling pengawas bertugas melakukan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis bimbingan dan konseling serta administrasi pada satuan dasar dan menengah. Sukardi 2003 151-152 mengemukakan supervisor bimbingan dan konseling kepala sekolah dalam melakukan tugasnya harus bersifat membimbing dan mengatasi masalah, bukan mencari kesalahan, maka supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah harus menfokuskan perhatian kepada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru pembimbing ,dan tidak semata- mata untuk mencari kesalahan. Kegiatan supervisi seyogyanya dilakukan secara periodik artinya pengawasan yang dilakukan tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak hambatan, sebenarnya kehadiran supervisor kepala sekolah akan dapat menumbuhkan dukungan moral bagi guru yang sedang me-ngerjakan tugas. Pendapat lain yang disampaikan oleh Prayitno 2001 24 mengemukaakan bahwa supervisi dapat dimengerti sebagai kegiatan pengawas sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan dengan tugas pokok mengadakan penilaian dan pembinaan melalui arahan, bimbingan, contoh, dan saran kepada guru pembimbing guru kelas dan tenaga lain dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Apabila supervisi dimengerti sebagai kegiatan pengawasan, maka pengawasan adalah kegiatan yang amat penting dalam menilik, dan mengarahkan fungsi- fungsi manajemen lainnya. Sukardi 2003150. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menemukan hambatan yang terjadi, sehingga dapat segera diatasi dan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan metode atau alat tertentu untuk mencapai tujuan Depdiknas 199932 Terdapat dua kecenderungan konsep dan praktik supervisi bimbingan dan konseling, yaitu supervisi bimbinga dan konseling secara otokratis, dan yang kedua supervisi bimbingan dan konseling secara demokratis. Supervisi bimbingsn dan konseling yang otokratis sering kali disebut dengan istilah “Inspeksi” atau supervisi tradisional, sedangkan supervisi bimbingan yang demokratis disebut supervisi bimbingan dan konseling modern. Perbedaan kedua jenis supervisi tersebut menurut Abimanyu 20053 dituliskan pada tabel Tabel PERBEDAAN ANTARA SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING TRADISIONAL DAN SUPERVISI BIMBINGAN KOSELING MODERN Supervisi BK Tradisional Supervisi BK Modern 1. Inspeksi 2. Berfokus kepada konselor guru pembimbing 1. Studi pragmatis dan analisi 2. Berfokus kepada tujuan, material, teknik, metode, konselor, peserta didik klien, dan lingkungan 3. Kunjungan dan penemuan 4. Perencanaan yang jelek dan rencana formal sedikit sekali 5. Menghukum dan otoriter 6. Biasanya oleh satu orang 3. Berbagai macam cara disamping kunjungan dan pertemuan 4. Terorganisasi dan terencana dengan baik 5. Menemukan sebab kelemahan dan kooperatif 6. Oleh banyak orang Tujuan dan Fungsi Supervisi Bimbingan dan Konseling BK Menurut Abimanyu 20053, tujuan supervisi bimbingan dan konseling di sekolah adalah “1 Mengendalikan kualitas, dalam hal ini supervisor BK bertanggung jawab memonitor pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dan hasil-hasilnya yang berupa kehidupan dan perkembangan peserta didik klien yang lebih baik 2 Mengembangkan profesionalisme guru pembimbing, yaitu supervisor BK membantu guru pembimbing un- tuk tumbuh dan berkembang secara profesional, sosial dan personal. 3 Memotivasi guru pembimbing agar dapat secara ber- kelanjutan melaksanakan kegiatan-kegiatan bombingan dan konseling, menemukan dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan.” Sedangkan fungsi supervisi bimbingan dan konseling yakni sebagai berikut 1 kordinasi usaha-usaha individual sekolah dan masyarakat, 2 Menyediakan kepemimpinan,3 perluasan kepemimpin- an, 4 Dorongan Terhadap Usaha-usaha Kreatif, 5 Penyediaan Fasi- litas Perubahan, 6. Analisis Terhadap Layanan BK, 7. Sumbangan Kepada Terintegrasinya teori dan praktek, 8. Pengintegrasian Tujuan Dan Daya. Abimanyu 2005 menjelaskan fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut 1. Koordinasi usaha-usaha individual, sekolah dan masyarakat. Usaha individual antara dua orang guru pembimbing atau lebih dari sekolah yang sama, ataupun dengan guru pembimbing dari sekolah lain dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi di d alam tugas mereka secara bersama-sama membutuhkan koordinasi dari supervisor. 2. Penyediaan Kepemimpinan Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya berfungsi sebagai penyedia kepemimpinan bagi guru pembimbing. Paling tidak ada lima segi kepemimpinan yang penting artinya bagi super- visor, yaitu a Pengambilan inisiatif, b Bantuan dalam penyusun- an tujuan, c Dorongan dan perwujudan bakat anggota, d Mem- bantu anggota sementara perubahan berjalan dan pada kesepakatan. Seorang supervisor bimbingan dan konseling harus mampu “Tut wuri handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulodo” 3. Peluasan Pengalaman Supervisor bimbingan dan konseling hendaknya dapat ber- fungsi membantu guru pembimbing dalam memperoleh pengetahu- an dan pengalaman baru. Untuk itu dapat ditempuh melalui kegiatan Inservic Training, kunjungan ke sekolah lain yang bimbingan dan konselingnya maju, mengikuti pertemuan profesional, pembuatan jurnal, penelitian dan usaha-usaha untuk mengenal kebutuhan peserta didik, dan lain-lain. 4. Dorongan Terhadap Usaha-usaha Kreatif. Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya mampu mendorong guru pembimbing konselor agar dapat melakukan usaha-usaha kreatif dalam memberi pelayanan kepada peserta didik dalam melakukan koordinasi dengan guru, kepala sekolah, dan lembaga-lembaga terkait diluar sekolah. guru pembimbing konselor yang kreatif antara lain ditandai oleh pendekatan yang fleksibel terhadap masalah, mampu melakukan problem-solving, mencobakan ide-ide baru, mampu memandang jauh tentang akibat sesuatu, dan mempunyai toleransi yang tinggi. 5. Penyediaan Fasilitas Perubahan. Supervisi bimbingan dan konseling hendaknya berfungsi penyedia fasilitas terhadap perubahan . Hal ini bisa dilaksanakan melalui a. Pelibatan guru pembimbing dalam pengadaan penyediaan material yang diperlukan untuk mencobakan pendekatan baru, b. penyamaan persepsi tugas guru pembimbing konselor tentang tujuan, c. Diberikannya bantuan emosional kepada guru pembimbing yang mencobakan langkah-langkah baru , misalnya dengan memberi senyum, pujian, dan sebagainya, d Terus menerus memberi informasi mengenai perkembangan dan hasil- hasil usaha kegiatan bimbingan dan konseling, e. Memberi kesempatan mengikuti in-servcetraining, f Memberi kesempatan sejawat untuk juga berubah serupa, dan g Menindaklanjuti perubahan dan kemajuan-kemajuan itu dengan perubahan jabatan atau perkembangan karier para guru pembimbing tersebut. 7. Analisis Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling Supervisor bimbingan dan konseling dapat membantu guru pembimbing menganalisa situasi layanan bimbingan dan konseling dalam rangka menemukan penyebab suatu kesukaran sehingga untuk selanjutnya dapat dilaksanakan perbaikan. Supervisor dapat pula membantu guru pembimbing menganalisis keberhasilan kinerja- nya untuk menemukan generalisasi tentang alasan atau sebab keberhasilannya itu. Dengan analisis situasi tersebut supervisor bombingan dan konseling dapat membantu guru pembimbing tumbuh dan berkembang secara profesional. 8. Sumbangan Kepada Terintegrasinya Teori dan Praktek Pencapaian tingkat profesionalisme yang lebih tinggi diperlu- kan adanya integrasi teori dan praktik. Supervisi menjalankan fungsi ini apabila ia menolong guru pembimbing untuk mengadakan pe- yelesaian factfinding mengenai sistem sekolah dan program bimbingan dan konseling mereka sendiri serta mengkatagorikan penemuan-penemuan itu sedemikian rupa sehingga berguna bagi mereka sendiri dan juga orang lain. Abimanyu 2005 mengatakan bahwa salah satu jenis riset yang sering dilakukan untuk maksud supervisi adalah action research”. Ciri-cirinya antara lain a. Secara khusus mulai dengan mendeteksi suatu masalah didalam situasi riil, b. Menggarap secara bersama oleh guru pembimbing yang me- manfaatkan penemuan itu, c. Hasilnya diharapkan segera digunakan untuk pemecahan masalah. Peranan supervisor bimbingan dan konseling disini antara lain a. Sebagai instrumental yang menggerakkan dorongan ingin tahu atau ketidak puasan b. Sebagai orang yang pertama kali sensitif terhadap adanya per- masalahan khusus. c. Membantu guru pembimbing konselor merumuskan pertanyaan dan hipotesis tindakan bagi penelitian yang sistematis. d. Membantu dalam memperoleh biaya dan sarana penelitian, bantuan konsultan, dan implementasi rekomendasi. 8. Pengintegrasian Tujuan Dan Daya Supervisi hendaknya membuat guru pembimbing menghayati tujuan program dan kegiatan layanan bimbingan dan konseling secara jelas, sebab penghayatan yang jelas tentang tujuan tersebut memungkinkan guru pembimbing bertindak untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dengan rasa senang hati. Dikatakan bahwa supervisi membantu mengintegrasikan tujuan dan daya jika guru pembimbing baik perorangan maupun kelompok menyadari nilai-nilai, mampu menjalankan tujuan jangka panjang dan mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan. Dengan kata lain jika supervisi dapat menolong guru pembimbing menghubungkan tindakan spesifik dengan tujuan yang lebih besar, integrasi kegiatan dimungkinkan, dan daya kerja meningkat. Tugas Pokok dan Langkah Kegiatan Pengawasan BK a. Tugas Pokok Menurut Prayitno 200118, bahwa yang dimaksud tugas pokok pengawas bimbingan dan konseling di sekolah adalah pengawas yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan hak secara penuh dalam menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah umum. b. Langkah-langkah Kegaiatn Langkah-langkah kegiatan pengawas bimbingan dan konseling secara umum meliputi 1 menyusun program, 2 Mengumpulkan data dan mengolah menilai; 3 menganalisis hasil penilaian; 4 melaksankan pembinaan, 5 menyusun laporan dan evaluasi hasil pengawasan. Prayitno 200133 Model Supervisi Bimbingan dan Konseling Piet A Sahertian Ida Aleida Sahertian 1990 mengemuka- kan tiga cara pendekatan supervisi pengajaran yaitu supervisi yang bersifat directive, collaborative dan non-directive. Sedangkan .Hariwung 1989 mengemukakan dua variasi supervisi yaitu inspeksi dan supervisi yang lebih bercorak demokratis. Bertolak dari pendapat tersebut, maka model supervisi bimbingan dan konseling meliputi in- speksi supervisi yang bersifat direktif, dan supervisi yang bersifat demokratis non-directivedan collaborative. 1. Model Inspeksi Model supervisi ini supervisor mengadakan ke guru pem- bimbing untuk memastikan apakah instruksi-instruksi supervisor sudah dipatuhi atau tidak. 2. Model Non Directive Dalam supervisi bimbingan dan konseling model non- directive asumsi dasar yang digunakan adalah, bahwa petugas bim- bingan dan konseling guru pembimbing mampu menganalisa dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan tugasnya sendiri, dan supervisor bimbingan dan konseling berkedudukan sebagai fasilitator. Perilaku supevisor bimbingan dan konseling yang nampak adalah mendengarkan , menjelaskan, menyajikan, dan problem- solving. 3. Model Collaborative demokratik Model ini muncul oleh pengaruh pandangan “human rela- tion” yang berpendapat bahwa produktivitas pekerja dapat ditingkat- kan dengan melibatkan mereka pada proses pengambilan ke- putusan. Perilaku supervisor yang pendekatannya demokratis ada- lah mendengarkan, menyampaikan, memecahkan masalah, dan negosiasi. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya kesepakatan bersama antara supervisor dan guru pembimbing dalam mencipta- kan struktur, proses, kriteria untuk perbaikan layanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan paparan di atas maka yang dimaksud dengan supervisi bimbingan dan konseling ini adalah supervisi yang dilakukan oleh supervisor kepala sekolah dan pengawas pendidikan dalam rangka melakukan 1 pengawasan dan penilaian kinerja guru pembimbing, 2 membantu meng- atasi hambatan dan melayani guru pembimbing; 3 melakukan Pembina- an dari segi teknis dan administrasi bimbingan dan konseling. Penelitian Yang Relevan

jenis jenis dan orientasi supervisi bk